Sabtu, 10 Maret 2012

Kenang Setahun Tsunami Jepang, Siswa Akan Lepas 500 Balon Berorigami

Siswa Aceh menulis pesan di atas kertas buatan atau bunga sakura sakura selama doa solidaritas bagi para korban gempa bumi 11 Maret dan tsunami di Jepang, sehari sebelum peringatan satu tahun bencana, di Banda Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia , Sabtu. Aceh adalah daerah paling parah terkena dampak tsunami Samudera Hindia pada 2004.
BANDA ACEH- Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah bersama People’s Association on Conscience (PAC) Lost Children Operation (LCO) Aceh dan didukung oleh Asian Community Trust (ACT), akan menyelenggarakan Doa Bersama Mengenang Satu Tahun Gempa dan Tsunami Jepang, Sabtu (10/3) Pukul 10.00 -12.00 di SMPN 1 Peukan Bada, Aceh Besar.
Kegiatan ini merupakan wujud solidaritas pelajar Aceh pasca setahun tsunami Jepang, sekaligus upaya penyadaran kesiapsiapsiagaan bencana khususnya komunitas sekolah di Aceh.
Sekitar 505 siswa akan ikut dalam kegiatan yang bertajuk “Solidaritas Pelajar Aceh untuk Jepang – Mari Make Our Schools More Realize for Disaster".  Siswa-siswa ini berasal dari sekolah yang terlibat dalam program Peningkatan Kesiapsiagaan Siswa Sekolah Menengah melalui Kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler”, sebuah program yang diinisiasi oleh TDMRC dengan dukungan Asian Community Trust (ACT), yaitu siswa SMPN 1 Peukan Bada, SMPN 5 Banda Aceh, SMPN 11 Banda Aceh, dan didukung oleh siswa SMA 2 Unggul Ali Hasymy.
Acara ini akan diisi dengan beberapa kegiatan seperti penulisan pesan moral siswa pada spanduk, doa bersama  dalam tiga bahasa Indonesia, Jepang dan Inggris, nyanyian lagu Jepang : “Omoiyari No Uta, Tentang Kasih Sayang”, dan pelepasan 500 Balon berorigami ke udara oleh siswa
Kepala  TDMRC Unsyiah, Dr. M. Dirhamsyah, menyatakan  Indonesia dan Jepang merupakan negara yang sama-sama terletak pada kawasan Ring of Fire atau cincin api yang rentan terhadap bencana alam termasuk gempa bumi dan tsunami. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membangun masyarakat yang lebih siaga. Selain itu juga menginformasikan dan mengajak para pemangku kepentingan komunitas sekolah melakukan berbagai upaya terkait pengurangan risiko bencana di sekolah dan masyarakat sekitar.