BANDA ACEH | Ratusan siswa dari empat sekolah di Aceh
mengikuti doa bersama mengenang satu tahun gempa dan tsunami Jepang yang
dipusatkan di komplek SMP Negeri 1 Peukan Bada, Aceh Besar, Sabtu
(10/3). Pada acara tersebut juga dilakukan pelepasan 500 balon
berorigami sebagai tanda semangat juang untuk Jepang.
Prosesi
doa bersama yang diselenggarakan oleh Tsunami and Disaster Mitigation
Research Center (TDMRC) Unsyiah bersama People’s Association on
Conscience (PAC) Lost Children Operation (LCO) Aceh dan didikung Asian
Community Trust (ACT) itu diawali dengan hening cipta yang dipimpin oleh
tiga siswa yang berpakaian Kimono dengan menggunakan tiga bahasa yakni
Indonesia, Inggris dan Jepang.
Kemudian dilanjutkan dengan bernyanyi sama-sama. Siswa-siswa itu
menyanyikan lagu Jepang yang berjudul “Omoiyari No Uta” yang bermakna
tentang kasih sayang.
Annisa Febriani, salah seorang siswa yang memimpin hening cipta,
mengatakan, lewat lagu Amoy Yari itu mereka ingin membalas kasih sayang
yang pernah diberikan orang-orang Jepang untuk Aceh ketika dilanda gempa
dan tsunami di akhir tahun 2004 silam.
“Kita mencoba mengingatkan kembali bahwa Aceh sangat banyak dibantu oleh Jepang dan juga negara-negara lainnya,” sebutnya.
Di puncak acara yang bertajuk Solidaritas Pelajar Aceh untuk Jepang,
siswa-siswi tersebut melepaskan 500 balon yang beragam warna. Terdapat
pesan “mari tingkatkan kesiapsiagaan warga sekolah” yang juga ditulis
dalam tiga bahasa di spanduk yang dilepaskan bersama balon-balon
tersebut.
Selain itu, siswa-siswi dari empat sekolah itu yakni SMPN 1 Peukan
Bada, SMPN 5 Banda Aceh, SMPN 11 Banda Aceh dan SMA 2 Unggul Ali Hasjmy
selepas prosesi tersebut juga membubuhkan tanda tangannya di dua lembar
spanduk petih. “Ini nantinya akan diserahkan untuk Duta Besar Jepang,”
sebut Faisal dari panitia.
Di acara itu, juga terdapat banyak pesan semangat juang yang
dituliskan oleh siswa-siswi tersebut di bunga kertas (Shinsai Mirai no
Hana) yang beragam warna. Di antara pesan tersebut, “We Love Jepang”,
“Always spirit! The God with you”, “Keep smiling Jepang” dan banyak
lainnya.
“Kita berharap acara seperti ini bisa menjadi sebuah pemicu untuk
kesiapsiagaan terhadap bencana terutama di tengah komunitas sekolah,”
ujar Mukhlis A Hamid dari TDMRC.