Satelit pertama buatan Indonesia, Lapan-Tubsat, merayakan ulang tahun
kelima tahun ini. Satelit ini diluncurkan pada 10 Januari 2007 dari
Sriharikota, India. Umur 5 tahun merupakan sebuah prestasi sebab banyak
satelit sejenis Lapan-Tubsat hanya berumur 2 tahun.
"Pada ulang
tahun kelima, kondisi satelit masih sangat sehat. Kita masih bisa
mendapatkan datanya walaupun ada penurunan kualitas sebab satelitnya
makin turun," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) Bambang S Tejasukmana, Rabu (22/2/2012).
Selama lima tahun
mengorbit, Tubsat telah mendapatkan data hasil penginderaan, seperti
pemantauan gunung meletus, kebakaran hutan, serta permukaan Bumi yang
telah digunakan oleh instansi kehutanan dan pertanian. Sebagai
peringatan ulang tahun, hari ini LAPAN mengadakan seminar "Lima Tahun
Satelit Lapan-Tubsat di Orbit dan Pengembangan Satelit Berikutnya".
Seminar dihadiri kalangan LAPAN, Institut Pertanian Bogor, Masyarakat
Penginderaan Jauh, dan sebagainya.
Dalam seminar ini, dilakukan
pula penyerahan data hasil penginderaan jauh Lapan-Tubsat kepada Arsip
Nasional Republik Indonesia (ANRI). Lewat penyerahan arsip itu,
masyarakat diharapkan bisa mempelajari permukaan Bumi lewat hasil
penginderaan Lapan-Tubsat.
Tejasukmana mengatakan, LAPAN akan
terus fokus pada pengembangan satelit. Tahun ini, LAPAN merencanakan
peluncuran satelit Lapan A2 dan Lapan A3 yang didesain untuk mendukung
program mitigasi bencana dan ketahanan pangan.
Lapan-Tubsat
dirancang saat LAPAN dipimpin oleh Mahdi Kartasasmita (2001-2005).
Satelit ini mengorbit pada ketinggian 650 km dan berbobot 57 kg.
Lapan-Thubsat berorbit polar, mengelilingi Bumi dengan melewati kutub
utara dan melewati wilayah Indonesia dua kali sehari.