Oleh karena keadaan kerja yang menuntut saya tinggal sementara di Everett, Washington State Amerika Serikat. Saya bekerja di di Boeing sebagai mekanik penyelesaian akhir dalam tangki pesawat Boeing 787 yang dibuat dari bahan komposit serat. Saya menetap tidak jauh dengan pabrik perakitan pesawat tersebut.
Kota Everett, Washington hanya 185 km dari community rakyat Aceh di Vancouver BC, Canada. Masyarakat Aceh di sini telah menetap di Kanada sejak 2004 dan merupakan masyarakat Aceh yang terbanyak di Amerika Utara.
Seperti biasanya, dimana saja masyarakat Aceh ini berada selalu membuat perayaan-perayaan yang biasanya dilakukan di Aceh. Untuk kali ini masyarakat Aceh di Vancouver mengadakan Maulid Nabi Besar Muhammad saw. Acara ini dilaksanakan pada 7 April 2012. Perayaan ini juga dihadiri masyarakat dari Calgary, provinsi Alberta, Canada. Yang dari Amerika Serikat juga hadir termasuk saya sendiri.
Acara ini sangat menarik sekali. Dimulai dengan meudiké dan shalawat Nabi yang dibawakan oleh generasi penerus rakyat Aceh di Vancouver. Anak-anak Aceh yang berumur 8-16 tahun mementaskan “meudiké” dengan sangat bagus sekali. Mereka melakukannya dengan keyakinan sungguh-sungguh. Kelihatan sekali mereka sangat profesional dalam mementaskannya. Suatu pandangan yang sangat meutjukèh haté, seubab dilakukan oleh anak-anak kita yang ribuan kilometer dari tanah éndatu mereka tempat asalnya “meudiké” yang mereka pentaskan.
Seperti biasanya di Aceh, setiap maulid nabi dihidangi dengan bermacam-macam makanan khas Aceh. Di sini tidak kurangnya juga ada bu leukat bungkôh dengan ôn pisang, reundang, mulôh panggang, prekedel, urap dan hidangan lauk lainnya.
Jika kita sedang berada didepan hidangan ini seolah-olah kita sedang berada di Meunasah di salah satu gampông di Aceh. Kenyataannya saya sedang berada di Meunasah Aceh di Vancouver BC, Canada.
Meunasah ini berada dari hasil jerih payah masyarakat Aceh disini yang tujuan utamanya sama seperti meunasah yang ada di Aceh. Tempat bermusyawarah, tempat mengajar Agama kepada anak-anak juga untuk melaksanakan acara-acara penting seperti ini. Pada Hari Raya Idul Adha yang lalu saya juga menghadiri shalat Hari Raya di Meunasah ini.
Seperti biasa masyarakat Aceh lainnya, menjo ka meusapat ka pasti poh tjakra. Setelah selesai acara pada siang hari kami poh tjakra disini, selain saling bertanya khabar satu dengan yang lainnya sampai shalat Magrib.
Setelah shalat berjamaah magrib, kami disuguhi ceramah Maulid yang dibawakan oleh 2 teungku yang menimba ilmu di dayah-dayah di Aceh. Yang sangat baiknya, selain orang-orang dewasa, anak-anak disini sangat disiplin mengikuti ceramah tersebut. Diantara dua ceramah agama ini juga disertai dengan soal jawab tentang Nabi Muhammad saw kepada anak-anak Aceh. Anak-anak ini dengan bersemangat bertanya dan juga mereka dengan lancar menjawab pertanyaan balik yang dibawakan oleh pembawa acara.
Melihat tingkah anak-anak yang sangat antusias ini tidak terasa jam telah menunjukkan jam 11 malam. Acara ditutup dengan doa bersama dan shalawat kepada Rasulullah. Kami pun (saya dan seorang kawan saya dari Amerika) pamit kembali ke Amerika.
Dengan berat hati saya menyalami mereka satu persatu dan mereka mengiringi salam pemergian saya dengan untaian senyuman keakraban. Mereka yang sangat dekat dengan hati saya dan juga sangat ke-Aceh-an yang pasti akan saya kunjungi kembali.