Jumat, 20 April 2012

10 Perusahaan RI di Daftar 2000 Raksasa Dunia


Tahun ini, majalah ekonomi terkemuka dunia, Forbes, kembali merilis daftar 2.000 perusahaan raksasa dunia. Total pendapatan 2.000 korporasi dunia itu mencapai US$36 triliun, tumbuh 12 persen dibandingkan tahun lalu. Laba yang diperoleh mencapai US$2,64 triliun atau naik 11 persen. Total aset 2.000 perusahaan tersebut mencapai US$149 triliun. Namun, perolehan aset itu hanya meningkat 8 persen dibanding posisi setahun lalu.

Sementara itu, nilai pasar dari seluruh perusahaan itu justru merosot 0,5 persen menjadi US$37 triliun. Perusahaan-perusahaan raksasa ini mempekerjakan sebanyak 83 juta orang di seluruh dunia.

Laporan Forbes yang dikutip Jumat 20 April 2012 itu menempatkan Exxon Mobil sebagai perusahaan paling untung sejagat. Ini untuk pertama kalinya perusahaan minyak asal Amerika Serikat itu memuncaki posisi teratas "The Global 2.000."

Exxon menggeser JP Morgan Chase, yang sebelumnya berada di posisi puncak. Posisi lima besar lainnya ditempati oleh General Electric, Royal Dutch Shell, dan bank asal China, ICBC. Perusahaan-perusahaan kelas dunia itu dinilai berdasarkan kinerja penjualan, laba, aset, dan nilai pasar.

Menariknya, dalam daftar itu, Forbes menempatkan 10 perusahaan dari Indonesia. Bahkan, enam di antaranya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sisanya perusahaan swasta.

Posisi teratas untuk perusahaan Indonesia yang masuk daftar Global 2.000 adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. BUMN di sektor perbankan itu berada di peringkat 479 dunia. Menyusul di belakangnya PT Bank Mandiri Tbk (488) dan selanjutnya PT Bank Central Asia Tbk yang meraup laba US$3,1 miliar di posisi ketiga.

Kementerian Negara BUMN mengklaim masuknya enam perusahaan pemerintah dalam daftar 2.000 korporasi terbesar dunia menunjukkan bahwa BUMN tidak kalah dari perusahaan-perusahaan swasta kelas dunia yang beroperasi di Indonesia.

Sekretaris Kementerian BUMN, Wahyu Hidayat, mengakui BUMN selama ini kerap diremehkan dibandingkan swasta. "Namun ternyata tidak. Masuknya enam BUMN ini menunjukkan kami tidak kalah dengan PT Unilever dan perusahaan lainnya," kata Wahyu di Jakarta, Jumat, 20 April 2012.

Menurut Wahyu, masuknya perusahaan pelat merah dalam jajaran korporasi raksasa dunia sejalan dengan kebijakan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan yang selalu mendorong perusahaan pelat merah untuk tumbuh lebih besar.

Berikut ini adalah 10 perusahaan besar asal Indonesia yang masuk daftar Global 2.000:
Peringkat Global 2.000 Perusahaan Penjualan
(US$)
Laba
(US$)
Aset
(US$)
Nilai Pasar
(US$)
479 Bank Rakyat Indonesia 5,9 miliar 1,7 miliar 51,5 miliar 18,4 miliar
488 Bank Mandiri 6 miliar 1,3 miliar 60,4 miliar 17,6 miliar
700 Bank Central Asia 3,1 miliar 0,9 miliar 35,9 miliar 21,1 miliar
726 Telkom Indonesia 7,6 miliar 1,3 miliar 11,1 miliar 14,9 miliar
969 Bank Negara Indonesia 3,1 miliar 0,6 miliar 32,9 miliar 7,8 miliar
1.351 PGN 2,2 miliar 0,7 miliar 3,5 miliar 10,1 miliar
1.399 Gudang Garam 4,2 miliar 0,5 miliar 3,4 miliar 11,5 miliar
1.636 Bank Danamon Indonesia 2,4 miliar 0,4 miliar 15,6 miliar 4,6 miliar
1.674 Semen Gresik 1,6 miliar 0,4 miliar 1,7 miliar 8,1 miliar
1.898 Bumi Resources 4,4 miliar 0,3 miliar 8,8 miliar 5,4 miliar
Bukan pertama kali
Masuknya sejumlah perusahaan besar Indonesia di jajaran raksasa bisnis global sebenarnya bukan pertama kali. Sebelumnya, Boston Consulting Group juga melansir 50 perusahaan asal Asia Tenggara yang diprediksi menjadi pemain tingkat regional bahkan global.

Dari 50 perusahaan tersebut, sebanyak 12 perusahaan juga berasal dari Indonesia.

Seperti dikutip dari laporan The Companies Piloting a Soaring Region yang diperoleh VIVAnews, ke-12 perusahaan asal Indonesia tersebut berasal dari beragam sektor--mulai dari industri rokok hingga penerbangan.

Perusahaan Indonesia di bidang sumber daya alam menjadi penyumbang terbanyak calon perusahaan kelas dunia. Selain pertambangan, industri yang masuk dalam kategori ini adalah kimia dan pertanian. Nama-nama seperti PT Adaro Energy Tbk, PT AKR Corporindo Tbk, PT Bayan Resources Tbk, dan Golden Agri Resources adalah perusahaan-perusahaan calon penguasa pasar Asia Tenggara dan dunia.

Selain sumber daya alam, sektor bisnis lain yang menghasilkan perusahaan kelas dunia berasal dari industri barang-barang konsumsi. Di industri ini terdapat nama-nama besar seperti PT Garuda Food, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, dan ABC Group.

Perusahaan besar lainnya di sektor ini adalah PT Djarum, yang telah mengantarkan dua saudara kandung, Michael dan Budi Hartono sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.

Dari sektor manufaktur terdapat perusahaan raksasa otomotif, PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya, PT Astra Otoparts Tbk. Satu nama lagi adalah perusahaan penerbangan nasional Wings Air yang merupakan anak usaha Lion Air. Wings Air memiliki 40 pesawat jenis ATR dan menempatkannya sebagai operator pesawat angkutan terbesar untuk jenis tersebut.

10 besar dunia
Selain menyuguhkan 10 perusahaan besar asal Indonesia yang masuk daftar "The Global 2.000", majalah Forbes menempatkan 10 teratas perusahaan raksasa dunia. Krisis global ternyata tidak menyurutkan kinerja perusahaan-perusahaan itu untuk memacu laba.

Mereka masih mencatat pertumbuhan penjualan dan laba sebesar dua digit pada 2011.

Peringkat tahun ini meliputi 66 negara, dengan empat di antaranya adalah negara baru. Amerika masih mendominasi daftar itu, dengan menempatkan 524 perusahaan. Sementara itu, Jepang menyusul dengan 258 perusahaan.
China berada di posisi ketiga dengan menambah 15 perusahaan baru tahun ini. Negara lain yang juga menambah jumlah perusahaan mereka dalam daftar 2.000 korporasi besar dunia adalah Korea Selatan (68), India (61), dan Inggris (93).

Berikut daftar lengkap 10 perusahaan terbesar dunia itu:
No  Perusahaan  Negara    Penjualan  Laba      Aset       Nilai Pasar
1 Exxon Mobil AS US$433,5 miliar US$41,1 miliar US$331,1 miliar US$407,4 miliar
2 JPMorgan Chase AS US$110,8 miliar US$19 miliar US$2.265 miliar US$170,1 miliar
3 General Electric AS US$147,3 miliar US$14,2 US$ US$717,2 miliar US$213,7 miliar
4 Royal Dutch Shell Belanda US$470,2 miliar US$30,9 miliar US$340,5 miliar US$227,6 miliar
5 ICBC China US$82,6 miliar US$25,1 miliar US$2.039 miliar US$237,4 miliar
6 HSBC Holdings Inggris US$102 miliar US$16,2 miliar US$2.550 miliar US$164,3 miliar
7 PetroChina China US$301,1 miliar US$20,6 miliar US$304,7 miliar US$294,7 miliar
8 Berkshire Hathaway AS US$143,7 miliar US$10,3 miliar US$392,6 miliar US$202,2 miliar
9 Wells Fargo AS US$87,6 miliar US$15,9 miliar US$1.313 miliar US$178,7 miliar
10 Petrobas-Petroleo Brasil Brasil US$145,9 miliar US$20,1 miliar US$319,4 miliar US$180 miliar