Minggu, 04 Maret 2012

Penggalan Bukti Sejarah Kerajaan Pasai


























Museum itu hampir tak terdengar gaungnya. Padahal, di sana tersimpan bukti-bukti kejayaan Kerajaan Samudra Pasai.
Terletak di Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Utara, museum itu menyimpan antara lain: Al-Quran bertulis tangan, uang dirham, beberapa buah rencong Aceh, tiga batu nisan berkaligrafi, beberapa rapai pase, dan dua pilar makam Ratu Nahrisyah.
Bukti sejarah itu setidaknya mengungkap satu hal: betapa hebatnya Pasai kala itu, uang saja terbuat dari emas. Begitu pula sejumlah peralatan lain yang bersepuh emas.
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara.
Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama.
Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurelak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.
Dalam museum tersebut juga terdapat sejumlah foto pada masa Aceh melawan tentara Belanda, ‘Banyak bukti lain yang sudah hilang” ujar salah seorang staf dari dinas Dishubbudpar Aceh Utara kepada The Atjeh Post.
Meski begitu, museum itu setidaknya telah menyimpan penggalan sejarah gemilang Aceh masa lalu.

Sumber