Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) ternyata adalah bangunan
modern pertama di Republik Indonesia. Bangunan yang diresmikan pada 19
Desember 1959 ini dikonsep sendiri oleh presiden pertama RI, Soekarno.
“Universitas ini didirikan oleh Soekarno karena menurutnya RI perlu
memiliki sebuah universitas,” kata Pemerhati Kesejarahan UGM Prof. Dr.
dr. Sutaryo, Sp.A (K).
Rencana pendirian universitas pertama di Indonesia ini disambut baik
oleh Sri Sultan HB IX. Bahkan Sri Sultan HB IX pun memberikan tanah
miliknya di Bulaksumur untuk pendirian bangunan ini.
Setelah disetujui, Soekarno pun segera memilih arsitek. Tak sembarang
ia memilih arsitek karena Soekarno langsung menunjuk GPH Hadinegoro.
“GPH Hadinegoro adalah. pria kelahiran Surakarta yang berhasil meraih
gelar insinyur di Technische Hooge School, Delf, Belanda. Bersama
dialah, Soekarno sering berdiskusi tenang konsep arsitektur gedung pusat
UGM ini,” papar Sutaryo lagi.
Bahkan, Soekarno mempersilahkan Hadinegoro yang waktu itu tinggal di
Pakualaman untuk mempresentasikan konsep bangunan di depan tamu asing
dan duta besar. Untuk membangun gedung pusat UGM, Hadinegoro membutuhkan
waktu 9 tahun.
Tak hanya dikonsep sebagai gedung megah semata, dia pun menyiratkan
nilai dan makna filosofis yang mendalam. Hal ini terlihat dalam bentuk
bentuk arsitektur, ornamen, dan kontruksi bangunannya.
Arsitek UGM Ir. Ismudianto, M.S, mengingatkan karena karakter
konstruksi gedung pusat UGM merupakan bangunan modern awal di Indonesia,
maka. bangunan ini patut dijaga dan dipelihara sebagai bangunan
bersejarah.
Hal ini juga ditegaskan pula oleh Guru Besar Jurusan Teknik Arsitektur
UGM Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D. Menurutnya konstruksi gedung yang
memiliki konsep filosofis serta nilai kesejarahan ini layak dicontoh
gedung lain di lingkungan UGM ataupun gedung lain di Indonesia.