Kamis, 26 Januari 2012

Menunggu Ayam Ditangkap, Bumbunya Disiapkan

 Jakarta - Ureung (orang) Aceh punya kebanggaan untuk masakan ayam goreng yang sangat khas. Nomenklatur ayam tangkap ini sebetulnya lahir dari gurauan para tamu yang memesan ayam goreng khas ini di rumah-rumah makan. Biasanya, para tamu harus menunggu cukup lama sampai ayam gorengnya disajikan. Saking lamanya, para tamu sering bertanya kepada pelayan: "Mana ayam gorengnya? Kok lama sekali? Ayamnya sedang ditangkap, ya?"

Maklum, menu ini memang harus disiapkan a la minute. Begitu tamu memesan, maka dapur pun harus segera menyiapkannya from scratch. Memang, itu tidak berarti ayamnya harus ditangkap dulu. Tetapi, bumbunya harus baru, dan ayamnya pun harus direndam dalam bumbu selama 10-15 menit agar meresap.

Sebetulnya, ayam tangkap bukanlah resep warisan leluhur yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Masakan khas yang sekarang menjadi ikon kuliner Aceh ini adalah kreativitas baru, tetapi mencerminkan gagrak kuliner yang sangat khas Aceh.

Bumbunya termasuk minimalis. Tetapi, keberhasilan masakan ini sangat bergantung pada teknik memasak – khususnya cara menggoreng. Bila keseimbangan bumbu tidak tepat, dan cara menggorengnya salah, maka masakan ini tidak ubahnya seperti ayam goreng biasa.

Potongan ayam segar direndam (marinasi) dalam bumbu-bumbu sederhana, yaitu: bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, asam jawa, dan kunyit. Bumbu-bumbu dihaluskan dalam keadaan mentah, kemudian dicairkan dengan air hangat. Bumbu cair ini dipakai untuk merendam potongan ayam selama 10-15 menit.

Teknik menggoreng juga sangat menentukan. Di rumah-rumah makan di Aceh, biasanya dipakai wajan berukuran besar dengan minyak goreng yang sangat banyak. Minyaknya harus mendidih sebelum potongan ayam dimasukkan. Jumlah potongan ayam yang dimasukkan tidak boleh terlalu banyak. Menjelang matang, dimasukkan potongan daun pandan, daun salam koja (temurui), dan cabe hijau.

Hasilnya adalah ayam goreng yang sangat gurih, sangat empuk dan juicy, serta sangat harum. Aroma daun temurui dan pandan sangat menggugah selera. Mak nyuss!

Rumah makan yang dianggap sebagai perintis ayam tangkap di Banda Aceh adalah Cut Dek. Sampai sekarang RM Cut Dek masih berhasil mempertahankan kualitas serta popularitasnya sebagai penyedia ayam tangkap terbaik. Tetapi, sekarang sudah makin banyak rumah makan lain yang mengikuti jejak Cut Dek. Salah satu yang juga dianggap juara adalah RM Aceh Rayeuk.

Karena ayam merupakan comfort food bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia, tidak heran bila ayam tangkap cepat disukai orang. Dari semua sajian ayam goreng Nusantara, ayam tangkap boleh dibilang sebagai salah satu yang terbaik.