Selasa, 06 Maret 2012

Aceh Mengenang Setahun Bencana Tsunami Jepang


Banda Aceh – Musibah tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004 lalu telah menempatkan Jepang sebagai bagian dari masyarakat Aceh. Jepang “menjadi Aceh” melalui berbagai program pemberdayaan dan rekontruksi. Lalu tsunami yang tak kalah dahsyat juga terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011 lalu. Acehpun berupaya melakukan hal yang sama. ‘Menjadi Jepang’ dengan memperingati setahun tsunami 10 Maret nanti.

Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah yang disokong oleh beberapa lembaga lain akan menjadi pelaksana doa bersama mengenang satu tahun gempa dan tsunami Jepang, Sabtu mendatang (10/3) Pukul 10.00 -12.00 di SMPN 1 Peukan Bada, Aceh Besar. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud solidaritas pelajar Aceh pasca setahun tsunami Jepang, sekaligus upaya penyadaran kesiapsiapsiagaan bencana khususnya komunitas sekolah di Aceh.



Panitia Pelaksana kegiatan ini Faisal melalui rilisnya menyebutkan, “ini sebagai bentuk kepedulian Aceh untuk Jepang agar terus bangkit membangun masyarakat yang lebih siaga. Selain itu juga menginformasikan dan mengajak para pemangku kepentingan komunitas sekolah melakukan berbagai upaya terkait pengurangan risiko bencana di sekolah dan masyarakat sekitar”, jelasnya.

Acara ini akan diikuti oleh 505 siswa dari berbagai sekolah yang terlibat dalam program Peningkatan Kesiapsiagaan Siswa Sekolah Menengah melalui Kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler. “ Rangkaian kegiatan ini  berupa penulisan pesan moral siswa pada spanduk, doa bersama  dalam tiga bahasa Indonesia, Jepang dan Inggris, nyanyian lagu Jepang yakni Omoiyari No Uta, Tentang Kasih Sayang, dan pelepasan 500 Balon berorigami ke udara oleh siswa,” tambahnya lagi.

Acara peringatan kenang satu tahun tsunami Jepang direncanakan dihadiri oleh sejumlah pejabat dinas terkait, di antaranya Kepala BPBA, BPBD, Disdikpora,  Banda Aceh dan Aceh Besar,  Camat Peukan Bada, serta Alumni Jepang di Aceh.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala  TDMRC Unsyiah Dr M Dirhamsyah menyatakan, Indonesia dan Jepang merupakan negara yang sama-sama terletak pada kawasan Ring of Fire (cincin api) yang rentan terhadap bencana alam termasuk gempa bumi dan tsunami. Musibah bencana alam seolah seperti langganan bagi masyarakat indonesia dan jepang. 


 
“Tsunami Indonesia akhir tahun 2004 dan Jepang pada Maret 2011 menjadi sebuah pemicu yang merupakan sebuah blessing in disguise (berkah tersembunyi) untuk penguatan upaya-upaya kesiapsiagaan yang lebih baik bagi masyarakat di Jepang dan di Aceh pada masa yang akan datang,” pungkasnya.