* Ciptakan Rekor Kemenangan Terbesar di Arafura Games 2011
DARWIN - Nama Aceh membahana di Darwin Football Stadium, Marrara Sports Complex, Darwin, Australia, Kamis (12/5) malam waktu setempat. Betapa tidak, kemenangan 19-1 tim sepakbola Aceh atas Borroloola dalam laga terakhir Grup B multieven Arafura Games 2011, membuat ratusan penonton yang memadati stadion terpana dan nyaris tak percaya.
Alhasil, demikian laporan langsung wartawan Serambi, Saifullah dari Darwin, Australia tadi malam, para penonton yang didominasi warga Australia ini pun memberi aplus panjang kepada anak-anak Aceh yang telah mengguncang dan membuat sejarah baru di Negara Bagian Northern Territory tersebut. Ini merupakan kedua kalinya pasukan Tanah Rencong menggemparkan ‘Negeri Kangguru’ setelah pada tahun 2009, Hendrayani menasbihkan diri sebagai pencetak gol tercepat di Arafura Games.
Ya, skor 19-1 yang dicetak tim besutan duet pelatih Wahidin ‘Buyung’ Usman dan Zulkifli Alfat ini memang menjadi rekor kemenangan terbesar Arafura Games sampai saat ini. Menurut Football Coordinator, Daymon, sejak even olahraga antarnegara Asia Pasifik yang mempertandingkan 20 cabang olahraga itu mulai digelar sejak tahun 1991, baru Aceh yang mampu membobol gawang lawan hingga 19 kali. “Very fantastic...this the new record (sangat fantastis..ini rekor baru-red),” ucapnya.
Tak hanya menorehkan tinta emas di Australia, kemenangan sensasional itu juga membuat Aceh kian dekat dengan gerbang juara. Pasalnya, hasil fantastis tersebut membawa ‘Laskar Iskandar Muda’ lolos ke final dengan status juara Grup B, unggul agregat gol dari Macau, Cina. Di laga puncak yang akan berlangsung, Sabtu (14/5), Aceh sudah ditunggu tuan rumah Darwin yang merajai Pool A.
Praktis, perjuangan gemilang Syahru Ramadhan dkk mendapat apresiasi tinggi dari para ofisial tim Aceh. Usai pluit panjang melengking, sederet ofisial semisal Chief de Mission Nuzuli MS, Wabup Aceh Besar Anwar Ahmad, Wabup Pidie Jaya M Yusuf, Wakil Ketua KPA Pusat Kamaruddin Abubakar (Abu Razak), anggota DPRA Tgk Harun, Sekum Persiraja Atqia Abubakar, Manajer PSSB Bireuen M Zaini Yusuf, Ketua K-LigA Sunardi M Saleh, Zahirsyah Oemardy, Ridwan Jamil, Lukfandi, Asnawi, Mahruzal, plus ofisial lainnya, secara spontan berhamburan ke lapangan. Satu per satu pemain dipeluk dengan luapan rasa haru bercampur gembira.
Air mata bahagia pun menetes menyambut momen paling indah tersebut. “Alhamdulillah...syukur kepada Allah atas kesuksesan ini,” ucap Nuzuli lirih. “Ini memang sangat luar biasa. Saya sempat merinding dibuatnya,” timpal Anwar Ahmad, yang diiyakan M Zaini Yusuf. Wabup Aceh Besar ini memang terlihat sangat aktif dengan selalu bersorak memotivasi pemain sepanjang pertandingan.
Luapan kebahagiaan juga merasuk ke dalam benak jajaran manajerial dan kepelatihan tim. Seperti dikatakan Manajer Kennedi, dia sangat bangga dengan performa sempurna Adel Satria, Imam Munandar, Agung P Perdana, Bagus Penara Amru, Ramadhana, serta Riski Ramadhani Cs. “Karena itu, kami sangat berterima kasih atas perjuangan luar biasa para pemain. Mereka telah mengangkat marwah Aceh di negeri orang,” tukas Kennedi, didampingi kompatriotnya Razali, dan dua pelatih Buyung serta Zulkifli Alfat.
“Ucapan yang sama juga saya haturkan kepada seluruh masyarakat Aceh yang telah memberikan dukungan lewat doa kepada kami,” pungkasnya. Permainan yang ditampilkan anak-anak Aceh di Darwin Football Stadium, Kamis malam itu, memang nyaris sempurna. Turun dengan formasi biasa 4-3-3, Riki Daud dkk menguasai hampir setiap jengkal lapangan sejurus wasit Bruno Kehl meniup pluit kick-off. Kalah dari sisi postur tubuh karena skuad Borroloola yang berisikan penduduk asli Australia yaitu Suku Aborigin mempunyai tubuh lebih tinggi dan besar, tak membuat M Jamil Khairi Cs kehilangan kendali permainan. Justru sebaliknya, postur mungil membuat anak-anak Aceh lebih luwes dan leluasa mengatur aliran bola dalam satu-dua kali sentuhan. Tak pelak, kerjasama tim ala taka-tiki Barca yang dipertontonkan Sosiawan dkk memporak-porandakan pertahanan Borroloola. Hasilnya, pesta gol kubu Aceh pun langsung dibuka saat laga baru berjalan lima menit lewat sontekan sang kapten Syahru Ramadhan. Usai aksi Syahru, kran gol ‘Laskar Iskandar Muda’ seperti mengalir
deras. Terbukti, selepas itu pasukan Tanah Rencong yang memang butuh kemenangan besar guna menyegel tiket final, tak terbendung lagi untuk mencetak rekor. Buktinya, usai menutup babak pertama 9-0, di babak kedua 10 gol tambahan dibukukan ‘Laskar Iskandar Muda’ untuk menasbihkan rekor kemenangan terbesar di Arafura Games 2011. Mesin gol kubu Aceh adalah Dian Ardiansyah yang memborong 9 gol, disusul Riski Ramadhani 4 gol, Syahru Ramadhan 2 gol, sumbangan masing-masing satu gol dari M Jamil Khairi, Ananda Saputra, Juandi Munandar, serta Fitra Ridwan.
Alhasil, demikian laporan langsung wartawan Serambi, Saifullah dari Darwin, Australia tadi malam, para penonton yang didominasi warga Australia ini pun memberi aplus panjang kepada anak-anak Aceh yang telah mengguncang dan membuat sejarah baru di Negara Bagian Northern Territory tersebut. Ini merupakan kedua kalinya pasukan Tanah Rencong menggemparkan ‘Negeri Kangguru’ setelah pada tahun 2009, Hendrayani menasbihkan diri sebagai pencetak gol tercepat di Arafura Games.
Ya, skor 19-1 yang dicetak tim besutan duet pelatih Wahidin ‘Buyung’ Usman dan Zulkifli Alfat ini memang menjadi rekor kemenangan terbesar Arafura Games sampai saat ini. Menurut Football Coordinator, Daymon, sejak even olahraga antarnegara Asia Pasifik yang mempertandingkan 20 cabang olahraga itu mulai digelar sejak tahun 1991, baru Aceh yang mampu membobol gawang lawan hingga 19 kali. “Very fantastic...this the new record (sangat fantastis..ini rekor baru-red),” ucapnya.
Tak hanya menorehkan tinta emas di Australia, kemenangan sensasional itu juga membuat Aceh kian dekat dengan gerbang juara. Pasalnya, hasil fantastis tersebut membawa ‘Laskar Iskandar Muda’ lolos ke final dengan status juara Grup B, unggul agregat gol dari Macau, Cina. Di laga puncak yang akan berlangsung, Sabtu (14/5), Aceh sudah ditunggu tuan rumah Darwin yang merajai Pool A.
Praktis, perjuangan gemilang Syahru Ramadhan dkk mendapat apresiasi tinggi dari para ofisial tim Aceh. Usai pluit panjang melengking, sederet ofisial semisal Chief de Mission Nuzuli MS, Wabup Aceh Besar Anwar Ahmad, Wabup Pidie Jaya M Yusuf, Wakil Ketua KPA Pusat Kamaruddin Abubakar (Abu Razak), anggota DPRA Tgk Harun, Sekum Persiraja Atqia Abubakar, Manajer PSSB Bireuen M Zaini Yusuf, Ketua K-LigA Sunardi M Saleh, Zahirsyah Oemardy, Ridwan Jamil, Lukfandi, Asnawi, Mahruzal, plus ofisial lainnya, secara spontan berhamburan ke lapangan. Satu per satu pemain dipeluk dengan luapan rasa haru bercampur gembira.
Air mata bahagia pun menetes menyambut momen paling indah tersebut. “Alhamdulillah...syukur kepada Allah atas kesuksesan ini,” ucap Nuzuli lirih. “Ini memang sangat luar biasa. Saya sempat merinding dibuatnya,” timpal Anwar Ahmad, yang diiyakan M Zaini Yusuf. Wabup Aceh Besar ini memang terlihat sangat aktif dengan selalu bersorak memotivasi pemain sepanjang pertandingan.
Luapan kebahagiaan juga merasuk ke dalam benak jajaran manajerial dan kepelatihan tim. Seperti dikatakan Manajer Kennedi, dia sangat bangga dengan performa sempurna Adel Satria, Imam Munandar, Agung P Perdana, Bagus Penara Amru, Ramadhana, serta Riski Ramadhani Cs. “Karena itu, kami sangat berterima kasih atas perjuangan luar biasa para pemain. Mereka telah mengangkat marwah Aceh di negeri orang,” tukas Kennedi, didampingi kompatriotnya Razali, dan dua pelatih Buyung serta Zulkifli Alfat.
“Ucapan yang sama juga saya haturkan kepada seluruh masyarakat Aceh yang telah memberikan dukungan lewat doa kepada kami,” pungkasnya. Permainan yang ditampilkan anak-anak Aceh di Darwin Football Stadium, Kamis malam itu, memang nyaris sempurna. Turun dengan formasi biasa 4-3-3, Riki Daud dkk menguasai hampir setiap jengkal lapangan sejurus wasit Bruno Kehl meniup pluit kick-off. Kalah dari sisi postur tubuh karena skuad Borroloola yang berisikan penduduk asli Australia yaitu Suku Aborigin mempunyai tubuh lebih tinggi dan besar, tak membuat M Jamil Khairi Cs kehilangan kendali permainan. Justru sebaliknya, postur mungil membuat anak-anak Aceh lebih luwes dan leluasa mengatur aliran bola dalam satu-dua kali sentuhan. Tak pelak, kerjasama tim ala taka-tiki Barca yang dipertontonkan Sosiawan dkk memporak-porandakan pertahanan Borroloola. Hasilnya, pesta gol kubu Aceh pun langsung dibuka saat laga baru berjalan lima menit lewat sontekan sang kapten Syahru Ramadhan. Usai aksi Syahru, kran gol ‘Laskar Iskandar Muda’ seperti mengalir
deras. Terbukti, selepas itu pasukan Tanah Rencong yang memang butuh kemenangan besar guna menyegel tiket final, tak terbendung lagi untuk mencetak rekor. Buktinya, usai menutup babak pertama 9-0, di babak kedua 10 gol tambahan dibukukan ‘Laskar Iskandar Muda’ untuk menasbihkan rekor kemenangan terbesar di Arafura Games 2011. Mesin gol kubu Aceh adalah Dian Ardiansyah yang memborong 9 gol, disusul Riski Ramadhani 4 gol, Syahru Ramadhan 2 gol, sumbangan masing-masing satu gol dari M Jamil Khairi, Ananda Saputra, Juandi Munandar, serta Fitra Ridwan.